Oleh :
Cahyadi Takariawan
Unsur
terpenting dari dakwah adalah para pelakunya. Kendati memiliki visi, tujuan,
organisasi, manajemen, sarana, fasilitas dan perangkat gerak lainnya, namun
jika tidak memiliki kader yang handal akan menyebabkan kemandegan bahkan
kehancuran gerakan dakwah. Agar dakwah bisa mencapai kemenangan sesuai yang
diinginkan, diperlukan karakter kader yang kuat dan kokoh. Berikut adalah
sepuluh karakter kader yang akan mampu memenangkan dakwah.
1.
Kepahaman
yang Utuh
Kader
dakwah itu memiliki kepahaman yang utuh. Paham akan falsafah dasar perjuangan,
paham akan nilai-nilai yang diperjuangkan, paham akan cita-cita yang hendak
dicapai, paham akan jalan yang harus dilalui. Kader dakwah memiliki pemahaman
yang komprehensif. Paham akan tahapan-tahapan untuk merealisasikan tujuan,
paham akan konsekuensi setiap tahapan, paham akan logika tantangan yang
menyertai setiap tahapan, paham bahwa di setiap tahapan dakwah memiliki tingkat
resiko yang berlainan. Kepahaman kader dakwah terus berkembang.
2.
Keikhlasan
Berjuang
Kader
dakwah itu memiliki keikhlasan yang tinggi. Ikhlas artinya bekerja hanya untuk
Allah semata, bukan untuk kesenangan diri sendiri. Sangat banyak godaan di
sepanjang perjalanan dakwah, baik berupa harta, kekuasaan dan godaan syahwat
terhadap pasangan jenis. Hanya keikhlasan yang akan membuat para kader bisa
bersikap dengan tepat menghadapi segala bentuk godaan dan dinamika dakwah.
Sangat banyak peristiwa di sepanjang perjalanan dakwah yang menggoda para kader
untuk meninggalkan jalan perjuangan. Ikhlas adalah penjaga keberlanjutan
dakwah.
3.
Amal
Berkesinambungan
Kader
dakwah itu memiliki amal yang berkesinambungan. Amal dalam dakwah bukanlah
jenis amal yang setengah-setengah, bukan jenis amal sporadis, spontan dan tanpa
perencanaan. Sejak dari perbaikan diri dan keluarga, hingga upaya perbaikan
masyarakat, bangsa, negara bahkan dunia. Amal dalam dakwah memiliki tahapan
yang jelas, memiliki tujuan yang pasti, memiliki orientasi yang hakiki. Kader
dakwah tidak hanya beramal di satu marhalah dan meninggalkan marhalah lainnya.
Kader dakwah selalu mengikuti perkembangan mihwar dalam dakwah, karena itulah
amal yang harus dilalui untuk meretas peradaban.
4.
Etos
Jihad
Kader
dakwah itu memiliki etos jihad yang abadi. Jihad dalam bentuk kesungguhan,
keseriusan, dan kedisiplinan dalam menggapai visi dakwah yang hakiki.
Kesungguhan membela hak-hak umat, kesungguhan mendidik masyarakat, keseriusan
mengusahakan kesejahteraan masyarakat, kedisiplinan membersamai dan menyelesaikan
persoalan kehidupan yang semakin kompleks. Kader dakwah harus memberikan
kesungguhan dalam menjalankan semua agenda dakwah, hingga menghasilkan
produktivitas yang paripurna, di lahan apapun mereka bekerja. Itulah makna
jihad dalam konteks perjalanan aktivitas dakwah.
5.
Pengorbanan
Tanpa Jeda
Kader
dakwah itu memiliki pengorbanan yang tak terhingga nilainya. Dakwah tidak
mungkin akan bisa dijalankan tanpa pengorbanan. Sejak dari pengorbanan harta,
waktu, tenaga, pikiran, fasilitas, hingga pengorbanan jiwa. Rasa lelah, rasa
jenuh, rasa letih selalu mendera jiwa raga, kesenangan diri telah dikorbankan
demi tetap berjalannya roda dakwah. Aktivitas dijalani sejak berpagi-pagi
hingga malam hari. Kadang harus bermalam hingga beberapa lamanya, kadang harus
berjalan pada jarak yang tak terukur jauhnya, kadang harus memberikan
kontribusi harta pada kondisi diri yang belum mapan dari segi ekonomi. Pengorbanan
tanpa jeda, itulah ciri kader dakwah yang setia.
6.
Ketaatan
Sepenuh Hati
Kader
dakwah itu memiliki ketaatan kepada prinsip, keputusan organisasi, dan kepada
pemimpin. Prinsip-prinsip dalam dakwah harus dilaksanakan dengan sepenuh
ketaatan. Taat kepada pondasi manhaj adalah bagian penting yang akan
menghantarkan dakwah pada tujuannya yang mulia. Taat kepada keputusan
organisasi merupakan syarat agar kegiatan dakwah selalu terbingkai dalam sistem
amal jama’i. Taat kepada pemimpin merupakan tuntutan agar pergerakan dakwah
berjalan secara efektif pada upaya pencapaian tujuan. Ketaatan bukan hanya
terjadi dalam hal-hal yang sesuai dengan pendapat pribadi, namun tetap taat
terhadap keputusan walaupun bertentangan dengan pendapatnya sendiri.
7.
Keteguhan
Jiwa
Kader
dakwah itu memiliki keteguhan tiada henti. Kader dakwah harus selalu tegar di
jalan dakwah, karena perjalanan amatlah panjang dengan berbagai gangguan dan
tantangan yang menyertainya. Teramat banyak aktivis dakwah semasa, dimana mereka
memiliki semangat yang menyala pada suatu ketika, namun padam seiring
berjalannya usia. Ada yang tahan tatkala mendapat ujian kekurangan harta, namun
menjadi gugur saat berada dalam keberlimpahan harta dunia. Ada yang tegar saat
dakwah dilakukan di jalanan, namun tidak tahan saat berada di pucuk kekuasaan.
Kader dakwah harus berada di puncak kemampuan untuk selalu bertahan.
8.
Kemurnian
Orientasi
Kader
dakwah itu memiliki kemurnian dan kebersihan dalam orientasi aktivitasnya.
Sangat banyak faktor yang mengotori kebersihan orientasi dakwah. Ada kekotoran
cara mencapai tujuan. Ada kekotoran dalam usaha mendapatkan harta. Ada
kekotoran dalam langkah menggapai kemenangan. Kader dakwah harus selalu menjaga
kemurnian orientasinya, tidak berpaling dari kebenaran, tidak terjebak dalam
kekotoran. Karena dakwah memiliki visi yang bersih, sehingga harus dicapai
dengan langkah dan usaha yang bersih pula.
9.
Persaudaraan
yang Kokoh
Kader
dakwah itu memiliki solidaritas, persaudaraan dan kebersamaan yang tinggi.
Ukhuwah adalah sebuah tuntutan dalam menjalankan agenda-agenda dakwah. Semakin
besar tantangan yang dihadapi dalam perjalanan dakwah, harus semakin kuat pula
ikatan ukhuwah di antara pelakunya. Kader dakwah saling mencintai satu dengan
lainnya, saling mendukung, saling menguatkan, saling meringankan beban, saling
membantu keperluan, saling berbagi dan saling mencukupi. Kader dakwah tidak
mengobarkan dendam, iri dan benci. Kader dakwah selalu membawa cinta, dan
menyuburkan dakwah dengan sentuhan cinta.
10.
Kepercayaan
Kader
dakwah itu memiliki tingkat kepercayaan yang tak tertandingi. Berjalan pada
rentang waktu yang sangat panjang, dengan tantangan yang semakin kuat
menghadang, menghajatkan tingkat kepercayaan prima antara satu dengan yang lainnya.
Berbagai isu, berbagai fitnah, berbagai tuduhan tak akan menggoyahkan
kepercayaan kader dakwah kepada para pemimpin dan kepada sesama kader dakwah.
Berbagai caci maki, berbagai lontaran benci, berbagai pelampiasan kesumat, tak
akan mengkerdilkan kepercayaan kader terhadap langkah dakwah yang telah
dijalaninya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar