Tema
"Bangkit Banguntapan" bukan sekedar slogan. Namun benar-benar
menjiwai kegiatan DPC PKS Banguntapan, yang dibuktikan dengan serangkaian
kegiatan konsolidasi masif untuk menyongsong kemenangan dakwah. Salah satu
rangkaian "Konsolidasi Kebangkitan" adalah dengan diselenggarakannya
mabit, Sabtu, 30 Juni 2012.
Rangkaian
acara mabit dimulai jam 17.00 dan diakhiri pada hari Ahad, 1 Juli 2012 jam 05.30,
bertempat di Masjid Darul 'Ilmi Kotagede. Mabit yang dikuti 50 orang peserta
tersebut dibuka dengan dzikir ma'tsurat kubra, dilanjutkan dengan muraja'ah juz
30, dan disambung dengan tilawah Al Qur'an.
Dalam sambutannya,
ustadz Rojikin selaku Ketua Bidang Kaderisasi berharap, agar mabit ini bisa
menjadi sarana konsolidasi ruhaniyah yang efektif bagi kader dan pengurus DPC
serta DPRa se Banguntapan. "Agenda-agenda yang akan kita lakukan di
hari-hari ke depan semakin berat dan tentu memerlukan kesiapan ruhaniyah yang
kokoh. Dengan landasan konsolidasi ruhaniyah inilah kita akan mampu memenangkan
dakwah", ujar ustadz Rojikin.
Hadir
sebagai muwajih pertama dalam mabit tersebut ustadz M. Wajdi Rahman, Ketua KNRP
DIY, yang menyampaikan dinamika perkembangan dakwah di Palestina dan
keberpihakan terhadap Masjidil Aqsha. "Aktivis dakwah di Palestina selalu
tegar dalam membela kebenaran dan menghadapi agresi Israel yang sangat jahat.
Mereka tidak gentar menghadapi dahsyatnya serangan Israel yang didukung
Amerika, walaupun tanpa persenjataan yang memadai. Kekuatan iman telah membuat
mereka kokoh di jalan perjuangan", jelas ustadz Wajdi Rahman.
Sangat istimewa, dalam mabit tersebut dihadiri pula oleh Ketua DPW PKS DIY, ustadz Dr. Sukamta yang berkenan memberikan taujih. Ustadz Sukamta mengingatkan urgensi iltizam bil jama'ah yang harus semakin kokoh dalam menghadapi berbagai persoalan dakwah. "Kita bukan sekedar partai politik yang semata-mata mengejar target-target politik, namun kita adalah sebuah jama'ah dakwah, sebuah kekuatan perubahan yang mendasarkan diri pada soliditas dan kebersamaan. Oleh karena itu, ilitizam terhadap jama'ah harus semakin kita perkuat, jangan justru melemah", ungkap beliau.
Usai
taujih dilanjutkan dengan istirahat. Pada malam harinya, peserta bangun untuk
melaksanakan qiyamul lail dengan imam ustadz Zaini Al Hafizh, dan diakhiri dengan
shalat Subuh berjamaah serta membaca do'a al ma'tsurat.
Seorang
peserta dari DPRa Potorono menyatakan sangat senang dan puas mengikuti mabit
tersebut. "Ini benar-benar mabit yang mencerahkan dan membangkitkan
semangat serta kesadaran", ungkapnya penuh semangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar