Selasa, 03 Juli 2012

Kecenderungan Global (Global Trends) 2015


Oleh : Prof. Dr. Muladi, SH. Mantan Gubernur Lemhannas RI

Suatu dialog tentang masa depan yang dilakukan oleh National Intelligence Council (NIC), suatu lembaga studi strategis  di lingkungan US Intelligence Community menggambarkan beberapa kecenderungan menonjol, yang pada dasarnya mengandung “drivers” bagi munculnya bahaya non-tradisional yang antara lain adalah  sebagai berikut :
·                     Peledakan penduduk terutama di negara-negara berkembang akibat meningkatnya harapan hidup karena kemajuan teknologi kesehatan  dan menurunnya angka kematian bayi serta tidak effektifnya keluarga berencana  akan meningkatkan arus urbanisasi serta mengalirnya imigran gelap lintas negara  ke negara-negara maju, yang memicu instabilitas dan ketegangan sosial dan politik;

·                     Permintaan terhadap kebutuhan air dan energi semakin meningkat, khususnya di negara-negara industri, yang cenderung menimbulkan ketegangan politik internasional;
·                     Perkembangan IPTEK yang maju pesat di bidang-bidang IT, bioteknologi, dan nanoteknologi, yang dapat memicu pula terjadinya perkembangan pesat terhadap senjata-senjata pemusnah masal (WMD), termasuk kemungkinan pemanfaatannya oleh para teroris dan penjahat transnasional terorganisasi (weapon proliferators, narcotictrafickers) serta negara-negara yang tidak stabil (fail state, rogue states)  yang dapat membahayakan keamanan dunia. Dalam hal ini ada istilah “cyber-warfare”  dalam bentuk perang informasi yang bersifat offensive dengan target sistem komputer yang potensial  sangat berbahaya mulai dari telekomunikasi, keamanan dan perbankan atau sering disebut “digital Pearl Harbor”;
·                     Issue pencemaran lingkungan dan degradasi lingkungan akan tetap menjadi fokus negara-negara di dunia untuk mengatasinya melalui mitigasi dan adaptasi, disertai usaha untuk mengembangkan alternative –energy ;
·                     Perkembangan ekonomi global terjadi dan dipicu oleh arus cepat dan tidak terbatas atas informasi, ide, nilai-nilai kultural, modal, barang dan jasa, serta manusia. Hal ini di samping menguntungkan negara-negara maju, juga akan menimbulkan permasalahan besar  di  lingkungan regional, negara-negara, kelompok yang merasa ketinggalan (tidak mampu, tidak effektif) , dengan akibat stagnasi ekonomi, instabilitas politik, dan keterasingan budaya. Hal ini akan menggerakkan ekstrimisme politik, ethnik, ideologi dan agama, yang tidak jarang disertai dengan kekerasan yang menimbulkan konflik baik di dalam negeri maupun di luar negeri;
·                     Di dalam “national dan international governance”  peranan negara akan tetap dominan, tetapi sulit mengawasi dan mengendalikan arus informasi, teknologi, penyakit menular, migran, senjata, dan transaksi finansial, baik yang sah maupun tidak sah serta lintas batas negara. Dalam hal ini peranan “non-state actors” sangat besar, baik berupa  “for-profit sector” seperti MNC; “non-profit sector or organizations”  di bidang-bidang kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial serta proyek kemanusiaan lainnya, melalui pelayanan informasi, dan keahlian, advokasi kebijakan serta bergerak melalui organisasi internasional; maupun dalam bentuk “traditional communal groups”, baik keagamaan mupun ethnik yang bergerak  di bidang HAM, lingkungan hidup, sosial dan sebagainya.
Negara-negara adikuasa, khususnya AS akan menghadapi 3 (tiga) jenis ancaman sebagai berikut:
(1)                  Asymmetric Threats” di mana negara-negara dan aktor-aktor non-negara yang bermusuhan akan menghindari konflik langsung secara militer, tetapi mengembangkan strategi, taktik, dan persenjataan modern, untuk memperkecil kekuatan AS dan mengeksploitasi kelemahannya;(the fourth generation of war);
(2)                  Penggunaan senjata-senjata pemusnah masal (WMD) termasuk senjata nuklir (peluru kendali)  oleh Russia, China, Korut, Iran, yang dapat menyerang AS dan secara potensial terjadi penyebarluasan secara inkonvensional WMD (nuklir, biologi, kimia)  baik oleh negara-negara atau aktor non-negara;
(3)                  Ancaman militer regional dimana beberapa negara  memelihara kekuatan militer besar dengan menggabungkan konsep-konsep dan teknologi Perang Dingin dan Pasca Perang Dingin;
AS akan tetap merupakan pemegang hegemoni kekuatan utama dalam masyarakat dunia baik di bidang ekonomi, teknologi, militer dan diplomasi, sehingga akan mendapat menfaat besar dari proses globalisasi yang sangat intensif. (NIC, 2000)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar